LEMBAR KERJA PRAKTIK FARMAKOGNOSI
I. JUDUL PRAKTIKUM :
Mengidentifikasi
simplisia dan tanaman obat (Amylum) secara mikroskopis
II. TUJUAN PRAKTIKUM :
Siswa mampu mengidentifikasi simplisia dan tanaman obat (Amylum) secara mikroskopis
III. PENDAHULUAN :
1.
Pengertian Mikroskop
Mikroskop adalah
alat bantu yang digunakan untuk melihat dan mengamati benda-benda yang
berukuran sangat kecil yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang.
2.
Macam-Macam Mikroskop
Secara
Umum berdasarkan sumber energi yang dimanfaatkan terdapat dua jenis mikroskop,
yaitu :
1.
Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop
yang memanfaatkan cahaya sebagai sumber energi agar dapat memperbesar bayangan
objek. Mikroskop cahaya menggunakan lensa untuk memusatkan cahaya pada objek
yang akan diamati. Biasanya sekolah-sekolah di Indonesia menggunakan Mikroskop
cahaya untuk alat belajar. Sumber cahaya yang dimanfaatkan bisa berasal dari
cahaya matahari, bisa juga berasal dari cahaya lampu. Biasanya mikroskop cahaya
memiliki tiga lensa objektif dengan
masing-masing pembesaran lemah (4 atau 10 kali), sedang (40 kali), kuat
(100kali), dan lensa okuler pembesaran 10 kali. Jadi kebanyak mikroskop cahaya
memiliki pembesaran maksimum 1000 kali dari ukuran sebenarnya.
Mikroskop cahaya ada yang hanya memiliki
satu lensa okuler (monokuler) adapula yang memiliki dua lensa okuler
(binokuler). Mikroskop yang memiliki satu lensa okuler umumnya hanya mampu
melihat panjang dan lebar objek, sedangkan yang memiliki dua lensa okuler bisa
melihat objek secara 3 dimensi, yaitu panjang, lebar, dan tinggi objek.
Mikroskop Binokuler juga dikenal dengan nama Mikroskop Stereo.
2.
Mikroskop Elektron
Mikroskop Elektron adalah jenis mikroskop
yang memanfaatkan elektron sebagai sumber energi untuk memperbesar bayangan
objek. Mikroskop Elektron menggunakan magnet sebagai pengganti lensa, yang
berguna untuk memusatkan sumber energi ke objek yang akan diamati. Mikroskop
Elektron mampu memperbesar objek hingga satu juta kali ukuran objek sebenarnya,
dan seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya, kemampuan memperbesar objek
ini akan terus berkembang seiring kemajuan teknologi.
Ada dua jenis mikroskop elektron,
yaitu Mikroskop Transmisi Elektron (TEM) yang cara kerja
dengan menembuskan elektron terhadap objek, dan gambaran objek terlihat pada
layar.
Kemudian ada Mikroskop Elektron
Scanning yang dapat menampilkan gambaran 3 dimensi dari objek dengan
memberikan gambaran permukaan, jaringan, dan struktur objek yang diamati.
3. Fungsi Mikroskop
Untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil yang tidak bias dilihat dengan mata telanjang.
4.
Bagian-Bagian
Mikroskop
1. Lensa Okuler
Lensa okuler adalah lensa yang terdapat di bagian atas
tabung mikroskop dan dekat dengan mata pengamat. Fungsi lensa okuler adalah
untuk memperbesar bayangan dari lensa objektif hingga 3 sampai 25 kali.
2. Tabung Mikroskop
Tabung mikroskop adalah bagian mikroskop berbentuk
tabung di antara lensa okuler dan lensa objektif. Tabung mikroskop dapat
dinaik-turunkan untuk mengatur fokus bayangan. Fungsi tabung mikroskop adalah
untuk menghubungkan lensa okuler dengan lensa objektif.
3. Revolver
Revolver adalah bagian di bawah tabung mikroskop yang
dapat diputar-putar. Fungsi revolver adalah untuk mengatur perbesaran lensa
objektif.
4. Lensa Objektif Perbesaran Lemah
Lensa objektif adalah lensa yang berada dekat dengan
objek/preparat. Fungsi lensa objektif adalah untuk membentuk bayangan nyata,
terbalik, dan diperbesar. Lensa objektif perbesaran lemah biasanya digunakan
untuk melihat objek yang tidak terlalu membutuhkan perbesaran yang kuat.
5. Lensa Objektif Perbesaran Kuat
Lensa objektif perbesaran kuat digunakan untuk
melihat objek yang sangat kecil sehingga membutuhkan perbesaran yang kuat.
6. Meja Mikroskop
Meja mikroskop adalah sebuah meja datar yang terletak
di bawah lensa objektif. Fungsi meja mikroskop adalah untuk meletakan objek
yang akan di amati.
7. Klip
Klip atau penjepit kaca adalah sebuah penjepit yang
berada di atas meja mikroskop. Fungsi klip adalah untuk menjepit kaca yang
digunakan untuk menempatkan preparat yang merupakan objek yang diamati.
8. Kaki Mikroskop
Kaki mikroskop adalah bagian paling bawah mikroskop.
Fungsi kaki mikroskop adalah sebagai penyangga mikroskop dan membantu
mempermudah saat membawa mikroskop.
9. Cermin
Cermin/reflektor adalah alat yang dapat memantulkan
cahaya dan dapat diputar-putar sesuai kebutuhan. Fungsi cermin adalah untuk
mengarahkan cahaya agar mengenai objek dari bawah. Cahaya tersebut yang membuat
objek terlihat dari mikroskop.
10. Diafragma
Diafragma adalah sebuah cakram yang berisi
lubang-lubang beraneka ukuran yang dapat diputar. Fungsi diafragma pada
mikroskop adalah untuk mengatur jumlah cahaya yang akan mengenai objek.
11. Lengan Mikroskop
Lengan mikroskop atau pegangan mikroskop adalah
bagian yang menghubungkan lensa dengan bagian yang berhubungan dengan objek.
Fungsi utama lengan mikroskop adalah mempermudah saat membawa mikroskop.
12. Pemutar Halus
Pemutar halus (mikrometer) adalah bagian yang dapat
diputar dengan pelan. Fungsi pemutar halus adalah untuk menaik-turunkan tabung
mikroskop dengan pelan supaya mendapatkan fokus yang diinginkan.
13. Pemutar Kasar
Pemutar kasar (makrometer) adalah bagian yang dapat
diputar dengan cepat. Fungsi pemutar kasar adalah untuk menaik-turunkan tabung
mikroskop dengan cepat. Pemutar kasar digunakan ketika pemutar kecil saat
diputar sangat lambat menaik-turunkan tabung mikroskop.
Bagian-Bagian Tambahan Mikroskop:
14. Kondensor
Kondensor adalah bagian mikroskop yang dapat diputar
dan dinaik-turunkan. Fungsi kondensor adalah untuk mengumpulkan cahaya.
15. Sendi Inklinasi
Sendi inklinasi adalah bagian yang berfungsi untuk
mengatur sudut tegak mikroskop.
5. Cara Pemeliharaan Mikroskop
Beberapa ketentuan
dalam hal pemeliharaan mikroskop adalah sebagai berikut :
1.
Mikroskop harus disimpan di tempat sejuk,kering,bebas
debu, dan bebas dari uap asam dan basa. Tempat penyesuaian yang sesuai ialah
ktak mikroskop yang dilengkapi dengan silicagel,yang bersifat higroskopis, sehingga
lingkungan sekitar mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula diletakkan
dalam lemari yang diberi lampu untuk mencegah tumbuhnya jamur.
2.
Bagian mikroskop non optik, terbuat dari logam atau
plastik, dapat dibersihkan dengan menggunakan kain flannel. Untuk membersihkan
debu yang terselip dibagian mikroskop tersebut dapat digunakan kuas kecil atau
kuas lensa kamera
3.
Lensa-lensa mikroskop (okuler,objektif,dan kondensor)
dibersihkan dengan menggunakan tisu lensa, yang diberi alkohol 70% atau 95%.
Jangan sekali-sekali membersihkan lensa menggunakan sapu tangan atau lap kain.
4.
Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat
dibersihkan dengan xilol (xylene). Pada penggunaan xilol haruslah hati-hati,
jangan sampai cairan xilol menempel pada bagian mikroskop non optic, karena
akan merusak cat atau merusak bahan plastik, dan juga jangan menggunakan
larutan ini kebagian lensa yang lain kecuali produsennya menyatakan bahwa
tindakan tersebut aman.
5.
Sebelum menyimpan mikroskop, bersihkan selalu mikroskop
tersebut, terutama hapus semua minyak imersi dipermukaan lensa, sehingga
partikel yang halus tidak menempel dan menggumpal serta mengering.
6.
Sebelum menyimpan mikroskop, meja mikroskop diatur lagi
dan lensa objektif dijauhkan dari meja preparat dengan memutar alat penggeraknya
ke posisi semula, kondensor diturunkan kembali, lampu dikecilkan intensitasnya
lalu dimatikan (kalau mikroskop listrik)
1. Letakkan mikroskop di atas meja dengan cara
memegang lengan mikroskop sedemikian rupa sehingga mikroskop berada persis
di hadapan pemakai
|
|
|
|
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar
obyek dengan cara memutar pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam putarlah pemutar halus ! |
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk
memperbesar gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 10 X,40 X atau 100
X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.
|
|
6. Cara pembuatan preparat
Dalam
pengamatan menggunakan mikroskop, kita mengenal istilah preparat. Preparat
menurutKamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti bahan yang disiapkan
secara kimia. Preparat itu sendiri merupakan objek yang akan diamati dengan
menggunakan mikroskop.
Secara
garis besar, preparat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Preparat basah
Preparat basah biasanya digunakan pada waktu praktikum struktur tumbuhan atau hewan. Preparat yang dihasilkan tidak dapat disimpan lama.
a. Preparat basah
Preparat basah biasanya digunakan pada waktu praktikum struktur tumbuhan atau hewan. Preparat yang dihasilkan tidak dapat disimpan lama.
b. Preparat awetan
Preparat awetan biasanya digunakan pada waktu melakukan praktikum mikroteknik tumbuhan. Preparat yang dihasilkan dapat disimpan cukup lama.
Preparat awetan biasanya digunakan pada waktu melakukan praktikum mikroteknik tumbuhan. Preparat yang dihasilkan dapat disimpan cukup lama.
Preparat
(objek pengamatan) yang akan kita amati dengan menggunakan mikroskop dapat kita
buat sendiri. Ada dua cara pembuatan preparat, yaitu pembuatan preparat tanpa
penyayatan dan pembuatan preparat dengan penyayatan.
Cara membuatnya :
a. Pembuatan preparat tanpa penyayatan
Preparat yang dibuat tanpa penyayatan biasanya adalah preparat yang berasal dari mikroorganisme yang terdapat di dalam air.
Ambil air yang akan diamati dengan menggunakan pipet tetes. Kemudian tempatkan air tersebut pada object glass. Setelah itu, tutup object glass dengan menggunakan kaca penutup. Preparat siap diamati dengan menggunakan mikroskop.
a. Pembuatan preparat tanpa penyayatan
Preparat yang dibuat tanpa penyayatan biasanya adalah preparat yang berasal dari mikroorganisme yang terdapat di dalam air.
Ambil air yang akan diamati dengan menggunakan pipet tetes. Kemudian tempatkan air tersebut pada object glass. Setelah itu, tutup object glass dengan menggunakan kaca penutup. Preparat siap diamati dengan menggunakan mikroskop.
b. Pembuatan preparat dengan penyayatan
Preparat yang dibuat dengan penyayatan biasanya adalah preparat yang berasal dari organ tubuh mikroorganisme, misalnya penampang daun, akar, atau otot.
Untuk membuat preparat dengan penyayatan, kita perlu menyiapkan peralatan seperti silet, object glass, kaca penutup, dan bahan pewarna. Bahan pewarna biasanya digunakan untuk memudahkan dalam pengamatan. Bahan pewarna yang biasa digunakan adalah lugol, biru metilen (methylene blue), dan eosin.
Preparat yang dibuat dengan penyayatan biasanya adalah preparat yang berasal dari organ tubuh mikroorganisme, misalnya penampang daun, akar, atau otot.
Untuk membuat preparat dengan penyayatan, kita perlu menyiapkan peralatan seperti silet, object glass, kaca penutup, dan bahan pewarna. Bahan pewarna biasanya digunakan untuk memudahkan dalam pengamatan. Bahan pewarna yang biasa digunakan adalah lugol, biru metilen (methylene blue), dan eosin.
Cara membuatnya:
Preparat Non Serbuk
1) Gunakan gabus atau batang umbi kayu sebagai alat bantu untuk mempermudah menyayat bagian tumbuhan seperti akar, daun, atau batang. Kemudian sayat/ belahlah tengahnya.
2) Selipkan daun pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang daun (jika objek yang akan diamati adalah daun).
3) Selipkan akar atau batang pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang akar/ batang (jika objek yang akan diamati adalah akar/ batang).
Setelah mendapatkan sayatan setipis mungkin, selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut ini.
1) Letakkan jaringan atau objek yang akan diamati pada object glass yang telah ditetesi air. Kemudian tutup dengan kaca penutup.
2) Tambahkan setetes pewarna. Pewarna yang digunakan dapat berupa yodium, metilen biru, ataupun merkurokrom agar objek pengamatan lebih jelas.
3) Jika cairan melimpah, seraplah dengan menggunakan kertas lensa atau tisu, tetapi jangan terlalu banyak cairan yang dikeluarkan.
4) Amati di mikroskop dengan perbesaran paling kecil.
Demikianlah cara membuat preparat sederhana, baik menggunakan penyayatan maupun tanpa penyayatan.
1) Gunakan gabus atau batang umbi kayu sebagai alat bantu untuk mempermudah menyayat bagian tumbuhan seperti akar, daun, atau batang. Kemudian sayat/ belahlah tengahnya.
2) Selipkan daun pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang daun (jika objek yang akan diamati adalah daun).
3) Selipkan akar atau batang pada belahan gabus. Kemudian, sayatlah dengan silet setipis mungkin untuk mendapatkan penampang melintang akar/ batang (jika objek yang akan diamati adalah akar/ batang).
Setelah mendapatkan sayatan setipis mungkin, selanjutnya lakukan langkah-langkah berikut ini.
1) Letakkan jaringan atau objek yang akan diamati pada object glass yang telah ditetesi air. Kemudian tutup dengan kaca penutup.
2) Tambahkan setetes pewarna. Pewarna yang digunakan dapat berupa yodium, metilen biru, ataupun merkurokrom agar objek pengamatan lebih jelas.
3) Jika cairan melimpah, seraplah dengan menggunakan kertas lensa atau tisu, tetapi jangan terlalu banyak cairan yang dikeluarkan.
4) Amati di mikroskop dengan perbesaran paling kecil.
Demikianlah cara membuat preparat sederhana, baik menggunakan penyayatan maupun tanpa penyayatan.
Preparat Serbuk
1. Siapkan
obyek glass, cover glass, dan serbuk yang akan diamati.
2. Ambil serbuk yang akan diamati (seujung
tusuk gigi), Letakkan di atas obyek glass.
3. Tetesi
dengan air 1-2 tetes.
4.
Tutup dengan cover glass secara perlahan, usahakan
agar tidak terbentuk gelembung udara dengan cara menempelkan ujung cover glass pada ujung aquadest, miringkan
perlahan – lahan hingga ujung cover disisi lainnya menempel pada obyekglas (bila perlu gunakan alat bantu
bulpoin / pensil).
5. Jika
masih terbentuk gelembung udara goyangkan cover glass hingga gelembung udara
menghilang
6. Serap
air yang berlebihan disekitar kaca penutup dengan cutton bud.
7.
Preparat siap untuk diamati dengan mikroskop.
IV. GAMBAR – GAMBAR AMYLUM :
Amylum Solani Amylum
Oryzae
Amylum
Marantae Amylum Tritici
Amylum Maydis Amylum Phaseoli
Amylum Manihot
V. LITERATURE :
10.
Buku farmakognosi EGC Vol.2 hal 159-161
11.
Farmakognosi Bambang Sutrisno hal 178-180
VI. HASIL PRAKTIKUM :
NO
|
SISTEMATIKA TANAMAN
|
GAMBAR / FOTO SIMPLISIA
|
1
|
AMYLUM SOLANI (EGC Vol 2 Hal 160)
Nama lain : Pati kentang
Tanaman asal : Solanum tuberosum L.
Keluarga : Solanaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Zat tambahan untuk sediaan obat
Pemerian : Serbuk halus, berwarna putih, dan tidak berasa
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari umbi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
|
|
2
|
AMYLUM ORYZAE (EGC Vol 2 Hal 160)
Nama lain : Pati beras
Tanaman asal : Oryza sativa L.
Keluarga : Poaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Amilosa dan amilopektin, air maksimum 16% (Bambang Sutrisno Hal 179), abu
maksimum 0,5%(Bambang Sutrisno Hal
179)
Penggunaan : Zat tambahan untuk sediaan obat
Pemerian : Serbuk sangat halus, berwarna putih, tidak berbau, dan hampir
tidak berasa
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Sediaan (Bambang Sutrisno Hal 179)
: Liquor Faberi FMS, Pasta Alba FOI
|
|
3
|
AMYLUM MANIHOT (EGC Vol 2 Hal 159)
Nama lain : Pati singkong
Tanaman asal : Menihot utilissima Pohl.
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat berkhasiat utama/ isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Zat tambahan untuk sediaan obat
Pemerian : Serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil, warna
putih, tidak berbau, dan tidak berasa
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari umbi akar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Sediaan (Bambang Sutrisno Hal 178)
: Pasta Zinci salicylata FOI, Unguentum Glycerini FOI
|
|
4
|
AMYLUM TRITICI (EGC Vol 2 Hal 160)
Nama lain : Pati gandum, pati terigu
Tanaman asal : Triticum vulgare Vill.
Keluarga : Poaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Amilosa dan amilopektin, air maksimum 16% (Bambang Sutrisno Hal 180), abu
maksimum 0,5%(Bambang Sutrisno Hal
180)
Penggunaan : Zat tambahan untuk sediaan obat
Pemerian : Serbuk sangat halus, berwarna putih, tidak berbau, dan tidak
berasa
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Sediaan (Bambang Sutrisno Hal 180)
: Pasta escharotica FOI, Pasta Lassari FMS
|
|
5
|
AMYLUM MAYDIS (EGC Vol 2 Hal 159)
Nama lain : Pati jagung, maizena, corn starch
Tanaman asal : Zea mays L.
Keluarga : Poaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Zat tambahan untuk sediaan obat
Pemerian : Serbuk halus, berwarna putih, tidak berbau, dan rasa lemah
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari biji yang masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
|
|
6
|
AMYLUM PHASEOLI (Bambang Sutrisno
Hal 180)
Nama lain : Pati kacang hijau, Hunkwee
Tanaman asal : Phaseolus loureus Roxb.
Keluarga : Leguminosae
Zat berkhasiat utama/isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk putih, tidak berbau dan tidak berasa
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari biji
|
|
7
|
AMYLUM MARANTAE (Bambang Sutrisno
Hal 179)
Nama lain : Pati ararut
Tanaman asal : Marania arun dinocae L.
Keluarga : Maraniaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Amilopektin (-polimerisasi dari triamilosa),
amilosa (-polimerisasi dari diamilosa), air maksimum 16%, abu maksimum 0,5%,
persenyawaan zat lemas 1% dan asam fosfat
Penggunaan : Bahan makan orang sakit atau yang baru sembuh
Pemerian : Serbuk, warna putih, tidak berbau, tidak berasa, sering
bergumpal tidak beraturan dengan pajang sampai 8 mm, jika ditekan agak
gemerisik
Bagian yang digunakan : Pati yang diperoleh dari akartinggal
|
VII. Alat dan Bahan
Alat yang dibutuhkan:
1. Obyek
Glass
2. Cover
Glass
3. Tusuk
gigi
4. Cotton
bud
5. Kertas
lensa
6. Kain
flannel
Bahan yang dibutuhkan :
1.
Amylum 1-7
2.
Aqua Desh
3.
Xylol/Alkohol 70%
XIII. CATATAN PELAKSANAAN :
Diisi dengan kesulitan yang dialami selama
praktikum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar